🐀 Lirik Lagu Si Komo Lewat
Begitupenggalan lirik lagu berjudul Si Komo, populer di tahun 1990an. Kisah Si Komo, bus milik Persedikab Kediri, sedikit mengingatkan tentang karakter komodo dalam lagu tersebut. Keduanya memiliki nama yang sama, muncul di era yang sama, juga sama-sama berkawan dengan mogok. Si Komo Sering Mogok
Macetlagi, macet lagi Gara-gara si komo lewat Lewat H.I. lewat Harmoni Terakhir sampai di Monas back to bridge: back to * Macet, macet lagi Eh macet, jalanan macet Macet, macet lagi Lebih baik naik bis kota Macet, macet lagi Eh macet, jalanan macet Macet, macet lagi Lebih baik lewat jalan tol Weleh weleh weleh Komentar Advertisement Advertisement
LaguSi Komo Lewat Tol (Melisa dan Si Komo), Lagu anak, Lagu anak-anak,Kumpulan Lagu anak,
Marimendidik anak dengan C.I.N.T.A. Mari kita didik putra-putri kita dengan kekuatan cinta," pesan dari lirik lagu Kak Seto. (fuf/gah) sosok sosok20d kak seto si komo hari anak nasional hari anak
LirikLagu Anak SI KOMO LEWAT TOL Pada postingan blog selanjutnya merupakan lirik lagu anak yang sudah popule
Komojalan-jalan, berkeliling kota weleh weleh weleh weleh weleh. Macet lagi, macet lagi Gara-gara si komo lewat Lewat H.I. lewat Harmoni Terakhir sampai di Monas. back to bridge: back to * Macet, macet lagi Eh macet, jalanan macet Macet, macet lagi Lebih baik naik bis kota Macet, macet lagi Eh macet, jalanan macet Macet, macet lagi Lebih baik
Garagara si komo lewat Lewat HI lewat Harmoni Terakhir sampai di Monas. Ada Taman Mini Indonesia Indah Jakarta semua ada Komo jalan-jalan berkeliling kota Weleh weleh weleh. Macet lagi macet lagi Gara-gara si komo lewat Pak polisi jadi bingung Orang-orang ikut bingung. Macet macet lagi Eh macet jalanan macet Macet macet lagi Lebih baik naik
TRIBUNMANADOCO.ID - Masih ingat dengan Si Komo? dia adalah boneka pada era 1990 yang top dengan lagu Macet lagi, macet lagi, gara-gara si Komo lewat. Lirik lagu tersebut mengundang nostalgia semua orang yang tumbuh pada era 1990 tentang popularitas boneka Si Komo milik pemerhati anak Seto Mulyadi atau Kak Seto.. Lagu tersebut hanyalah salah satu dari sekian banyak hal menghibur lainnya yang
TokohSi komo sendiri di ambil dari hewan asli Indonesia yang menjadi salah satu keajaiban dunia yaitu Komodo. Lagu Sikomo sendiri di nyanyikan oleh Melisa penyanyi cilik yang sangat terkenal di era 90-an. Ia sukses membawakan lagu-lagu anak seperti abang tukang bakso, Semut-semut Kecil , Si Kancil Anak Nakal dan lainnya.
JAKARTA "Macet lagi, macet lagi, gara-gara si Komo lewat," demikian penggalan lirik dalam lagu " Si Komo Lewat Jalan Tol". Lirik lagu tersebut mengundang nostalgia semua orang yang tumbuh pada era 1990 tentang popularitas boneka Si Komo milik pemerhati anak Seto Mulyadi atau Kak Seto.
Poststagged "lirik lagu si komo lewat tol" simpan pencarian ini tampilkan pencarian yang sudah disimpan Favorit Saya. Si Komo Lewat Tol Lirik lagu anak-anak Si Komo Lewat Tol. Hits 12070 . Lagu Si Komo Lewat Tol dinyanyikan oleh Kak Seto dan Melisa di mana mereka harus lewat jalan tol untuk mengatasi kemacetan.
Iasendiri sebenarnya kurang sreg dengan lirik yang ada di Si Kancil. "Sebenarnya saya menciptakan tepat pada tanggal 1 Agustus 1975. (Komo) Iya karena saya agak sedih waktu itu ada lagu Si Kancil kok dibilang si kancil anak nakal suka mencuri ketimun ayo lekas diburu jangan dikasih ampun dan sebagainya.
juIYbV. Lirik Si Komo Lewat Tol Penyanyi Kak Seto & Melisa Macet lagi jalanan macet Gara-gara si komo lewat Pak polisi jadi bingung Orang-orang ikut bingung Macet lagi macet lagi Gara-gara si komo lewat Jalan Thamrin Jalan Sudirman Katanya berkeliling kota Mo mo si Komo hei Hei mau kemana Saya mau lihat gedung-gedung bertingkat Mo mo si Komo Hei mau kemana Saya mau lihat pembangunan merata La la la la la la la Weleh weleh weleh La la la la la la la Weleh weleh weleh Macet lagi macet lagi Gara-gara si komo lewat Lewat HI lewat Harmoni Terakhir sampai di Monas Ada Taman Mini Indonesia Indah Jakarta semua ada Komo jalan-jalan berkeliling kota Weleh weleh weleh Macet lagi macet lagi Gara-gara si komo lewat Pak polisi jadi bingung Orang-orang ikut bingung Macet macet lagi Eh macet jalanan macet Macet macet lagi Lebih baik naik bisa kota Macet macet lagi Eh jalanan jadi macet Macet macet lagi Lebih baik lewat jalan tol Informasi Lagu Si Komo Lewat Tol Lagu Si Komo Lewat Tol dinyanyikan oleh Kak Seto dan Melisa di mana mereka harus lewat jalan tol untuk mengatasi kemacetan. Video Mainkan Lagu Si Komo Lewat Tol Unduh
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sore ini, saat saya duduk santai di halaman rumah kontrakan sambil menikmati secangkir minuman teh hijau ditemani suasana sore yang cerah, tiba-tiba dari rumah tetangga terdengar sayup-sayup suara lagu diputar. Liriknya kurang lebih seperti ini “macet lagi macet lagi.. gara-gara si komo lewat...”. Ya, sebuah lagu anak-anak yang populer di era 90an lah yang diputar. Ternyata di dalamnya tersimpan makna-makna yg mungkin waktu saya kecil dulu belum saya mengerti. Si komo “main” dan jalan-jalan ke kota karena ingin melihat pembangunan merata. Sindiran bahwa pembangunan saat itu masih dipusatkan di ibu kota Jakarta yang memang sungguh luar biasa dibandingkan kota-kota lainnya. Sedangkan di akhir lagu diselipkan “macet-lagi macet lagi, lebih baik naik bis kota”. Sebuah himbauan agar masyarakat lebih menggunakan fasilitas transportasi umum dibanding mobil pribadi untuk mengurangi macet. Sekarang, lagu anak-anak dengan lirik khas usia mereka yang masih polos dan lugu itu sudah hampir tidak ada. Padahal di jaman saya kecil dulu, saya pernah merengek minta dibelikan kaset “Si Lumba-Lumba” nya Bondan Prakoso ke Bapak. Bahkan dulu ada lho acara musik khas anak-anak, seperti “tralala-trilili” yang dibawakan Agnes Monica, “Pelangi”, dan “Cilukba...!” nya Maissy Muuuuaaaach... Hehe. Mungkin saat ini anak-anak seumuran saya pada waktu itu merengeknya sudah beda. Mintanya kumpulan cd bajakan lagu-lagu “wali” atau “st12” dan ikut-ikutan menonton “Dahsyat” atau “Inbox”. Duh, sayang sekali jika otak dan jiwa mereka yang masih polos, tapi kemampuan otaknya melebihi “spons” yang mampu menyerap informasi dari luar dalam waktu singkat itu dijejali lirik-lirik dewasa yang memang seharusnya belum mampu mereka tangkap dengan benar. Pencipta lagu anak-anak jaman dulu yang paling menonjol adalah Papa T Bob, Kak Seto, dan Ibu Kasur. Entah, selepas beliau-beliau mundur dari dunia lagu anak-anak, sepertinya tidak ada yang meneruskan lagi perjuangan mereka untuk menghibur jiwa-jiwa polos si kecil. Atau karena sekarang target marketnya sudah tidak ada? Apakah anak-anak tidak mau mendengarkan lagu anak-anak lagi? Semoga saja tidak. Regenerasi. Ini yang seharusnya disadari sejak dulu. Tidak hanya dalam hal hiburan tapi juga masalah sosial lainnya. Anak-anak membutuhkan “rockstar” atau tokoh hebat yang bisa memacu mereka untuk meraih dan menjadi “sesuatu”. Orang-orang macam Pak Habibie, Susi Susanti, menjadi contoh pentingnya regenerasi. Orang-orang hebat, tidak bisa selamanya menjadi hebat. Karena berbagai alasan, seperti usia, keluarga, dan lain-lain prestasi itu lama-lama akan memudar. Para “rockstar” orang-orang yang saya istilahkan sebagai panutan, idola, seseorang yang prestasinya menginspirasi orang lain itu butuh pengganti untuk mengisi posisi mereka jika suatu saat kondisi mereka sudah tidak berada di puncak prestasi. Jika tidak maka akan seperti kondisi sekarang ini dimana kita hidup dalam bayang-bayang masa lalu, baik masalah sederhana seperti hiburan, sosial budaya, teknologi sampai ke politik yang rumit. Perhatikan saja, karena tidak ada lagi sinetron berkualitas, maka Si Doel Anak Sekolahan ditayangkan ulang, begitu juga kumpulan tayangan grup Warkop DKI yang mampu memberikan humor segar tapi berkelas, masiiiiiiih saja diputar di televisi. Seandainya kita punya penerus pencipta lagu anak-anak, tokoh cerdas berprestasi, atlit juara, sutradara yang tidak sekedar profit oriented dan penerus rockstar-rockstar terdahulu, kita tidak akan terus tenggelam dan memuja-muja prestasi masa lalu. Kadang geli juga kalau ada yang bercerita kejayaan angkatan perang kita jaman Soekarno atau bagaimana Indonesia jauh meninggalkan Malaysia dalam hal perkembangan ekonomi pada masa lalu dan juga prestasi Hindia Belanda yang pernah menembus piala dunia. Tapi ya itu tadi. Semua itu sudah tinggal sejarah. Itu semua masa lalu. Let bygones be bygones kalau kata pepatah barat. Sekarang saatnya menatap masa depan. Kalau kata Ustad Maulana ustad dengan ciri kas “jama'aaaaaaahh oh jama'aaaah, guru berhasil atau tidak, dilihat dari murid-muridnya, suami berhasil atau tidak, dilihat dari bagaimana istrinya dan orang tua berhasil atau tidaknya dilihat dari keadaan putra-putri nya. Anak-anak seharusnya menikmati lagu, membaca buku, menonton film, bermain dan beraktivitas layaknya anak-anak. Karena dari generasi merekalah akan muncul “rockstar” baru yang berprestasi. Di tangan mereka lah masa depan dibentuk. Hal ini tidak akan terjadi bila mereka tidak dididik dengan seharusnya, seperti disuguhi informasi yang bukan konsumsi anak-anak. Lucu sekaligus ironis, beberapa saat setelah lagu si komo tadi selesai diputar, ada anak tetangga lewat dengan teman sebayanya, sambil bernyanyi “ kennaaapaa.. sekkaranngg.. cowok pada jago akting... nggaaak.. ngggaaaaakk.. ngggaaaakkk kuuuaaattt”.... Weleh... Weleh.. Weleh... Lihat Lyfe Selengkapnya
JAKARTA, - Karakter boneka Si Komo melekat pada sosok psikolog anak Kak Seto Mulyadi. Kak Seto mengatakan, karakter tersebut berasal dari hewan komodo. Terciptanya karakter itu ternyata berawal dari Kak Seto yang sedih dengan lirik lagu "Si Kancil"."Dulu populer lagu 'Si Kancil'. Kancil itu kan maskot khas Indonesia juga. Tapi sayang kok dibilang, 'Si Kancil anak nakal, suka mencuri ketimun. Ayo lekas dikurung, jangan diberi ampun'," tutur Kak Seto, dikutip dari kanal YouTube Trans TV Official, Kamis 18/11/2021. Baca juga Kak Seto Berbagi Cerita, Pernah Jadi Pemulung hingga Rambut Berponi yang Melegenda Saat itu, Kak Seto mencari hewan khas Indonesia yang tidak ada di negara lain untuk dijadikan inspirasi. Kak Seto lalu menyadari ada burung cendrawasih. Namun ternyata burung cendrawasih juga ada di Papua Nugini."Satu-satunya yang tidak ada di negara manapun juga ya komodo. Kalau dibilang Si Komodo, terlalu panjang. Jadi antara Si Komo atau Si Modo. Akhirnya cocok Si Komo," cerita Kak Seto. Dari situ, terciptalah karakter Si Komo. Baca juga 51 Tahun Mengabdi, Kak Seto Hanya 1 Presiden yang Tidak Panggil Saya Kak Begitupun lagu "Si Komo Lewat Tol" dan wujud bonekanya. Lagu yang dinyanyikan Melisa itu begitu populer di akhir tahun 90-an. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
lirik lagu si komo lewat